إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءًۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبًا
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلًا سَدِيدًا ٧٠ يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كَلَامُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ
وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Ketahuilah sesungguhnya kebutuhan kalbu terhadap berbagai bentuk ibadah, mutlak sangat diperlukan, bagaikan kebutuhan tubuh terhadap makanan dan minuman. Tanpa ibadah maka kalbu akan menjadi sakit, bahkan akan menjadi mati, sebagaimana tubuh jika tidak diberi asupan gizi. Sungguh seorang hamba sangat membutuhkan untuk beribadah kepada rabbnya, sebagaimana dia juga sangat butuh kepada makanan bahkan kebutuhan kepada ibadah itu lebih besar. Sebagian salaf berkata: “Sungguh mengherankan sekali manusia, mereka menangisi orang yang mati jasadnya, tetapi mereka tidak menangisi orang yang mati hatinya.” Padahal keadaan ini lebih berbahaya.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Ketahuilah diantara salah satu ibadah mulia, yang telah Allah perintahkan kepada orang orang yang beriman, agar kondisi hati tetap terjaga dan tetap hidup adalah, dzikrullah (dzikir kepada Allah). Dzikrulloh adalah sebuah ibadah yang paling ringan dilakukan, akan tetapi sangat besar pahalanya, hal itu disebabkan beberapa perkara, diantaranya:
- Dzikir hanya bermodalkan lisan dan tidak membutuhkan biaya dalam pelaksanaannya, bahkan dikatakan oleh para ahli bahwa anggota badan yang paling ringan untuk digerakkan dan paling sedikitnya membutuhkan tenaga atau energi adalah menggerakkan lisan.
- Dzikir, ibadah yang tidak membutuhkan thoharoh (bersuci).
- Dzikir, ibadah yang tidak membutuhkan untuk menutup aurat.
- Dzikir, ibadah yang tidak membutuhkan untuk berwudhu.
- Dzikir, ibadah yang tidak membutuhkan untuk menghadap kiblat.
Maka dari itu, marilah kita isi detik-detik kita, waktu waktu kita, dengan tahlil, tasbih, istighfar, dan kalimat toyibah yang lainnya.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Diantara manfaat dzikir di dunia yang bisa kita rasakan adalah, munculnya ketenangan dan ketentraman kalbu. Dan seandainya tidak ada keutamaan dzikrullah kecuali ini saja, maka sudah cukup menggambarkan kedudukan dzikrullah yang sangat mulia. Karena ketenangan kalbu dan ketentraman jiwa, tidak akan bisa terbeli dengan harta, betapapun banyaknya.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Tumakninah (ketentraman kalbu) adalah semata-mata pemberian serta anugerah dari Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman di dalam sebuah ayatnya:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوب (الرعد ٢٨)
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. ( QS Ar-ra’d ayat 28).
Dikarenakan urgensinya yang begitu besar, sampai-sampai Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan: “Dzikir bagi kalbu ibarat air bagi ikan, apa jadinya jika ikan dikeluarkan dari air?”. Maka demikianlah jamaah jumah rahimakumullah, bagaimana jadinya jika jiwa ini, dikeluarkan dari dzikir? Maka gambarnya seperti ikan yang dikeluarkan dari air, hati atau jiwa ini, akan meronta, tidak tenang, guncang, gersang, dan sengsara.
Jamaah jumah rahimakumullah,
Diantara manfaat dzikrullah yang lainnya adalah, dzikir merupakan senjata untuk melawan was-was dan gangguan setan. Nabi shallallahu alaihi wassalam mengibaratkan orang yang berdzikir, seperti orang yang berlindung di balik tembok yang sangat kuat dari kejaran musuh. Kemudian, dzikir juga merupakan obat penyembuh kerasnya kalbu, karena kalbu akan menjadi lunak dengan siraman dzikir, hal ini sebagaimana jawaban Al Hasan Al bashri rahimahullah terhadap seseorang yang mengeluhkan kondisi kalbunya yang keras, maka Al imam Al Hasan Al bashri rahimahullah berkata: “Lunakkanlah kalbumu dengan dzikrullah, dzikir kepada Allah.”
Kemudian yang berikutnya, dengan memperbanyak dzikrullah pula, maka seseorang akan terhindar dari berbagai ucapan yang batil seperti ghibah, mengadu domba, pembicaraan yang sia-sia, dan lain sebagainya.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Dzikir ditinjau dari subjek (pelakunya) maka dzikir bisa dikelompokan menjadi tiga macam yaitu:
- Dzikir dengan kalbu,
yaitu seseorang selalu mengingat Allah dengan kalbunya dan menghayati bacaan dzikir-dzikirnya, senantiasa ingat akan kebesaran dan keagungan Allah subhanahu wa ta’ala yang Mahasempurna dalam berbagai kesempatan.
- Dzikir dengan lisan,
yaitu memuji Allah subhanahu wa ta’ala dengan lisannya, baik dzikir mutlak maupun dzikir muqayyad. Dzikir mutlak adalah dzikir yang tidak terkait dengan waktu dan tempat. Contohnya sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِى الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ اِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيْمِ . رواه البخاري ومسلم
“Dua kalimat yang ringan di lisan akan tetapi berat di timbangan dan sangat dicintai oleh Ar Rahman Allah subhanahu wa ta’ala: subhanallahi wabihamdihi subhanallahil’adzim.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dzikir muqayyad adalah dzikir yang terkait dengan waktu dan tempat. Seperti dzikir bacaan-bacaan di dalam shalat, dzikir setelah shalat, ketika akan tidur, ketika masuk WC, dzikir-dzikir dalam manasik haji, dan lain-lain.
- Dzikir dengan anggota badan,
yaitu segala bentuk ibadah yang dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah ta’ala. Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala sebutkan:
وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىٓ (طه ١٤)
“Dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS Thoha 14)
Jamaah Jumat rahimakumullah
Maka dari itu, marilah kita berusaha memenuhi waktu-waktu kita dengan dzikrullah, dzikir kepada Allah, sungguh beruntung orang yang banyak berdzikir kepada-Nya.
بَارَكَ اللّٰهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْاۤنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاۤيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللّٰهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إَنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khotbah kedua
اَلْحَمْدُ لَلّٰهِ الَّذِي اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَالدِّيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِقْرَارًا بِهِ وَتَوْحِيْدًا وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اۤلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا مَزِيْدًا ثُمَّ اَمَّا بَعْدُ
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Ketahuilah dzikir kepada Allah akan berubah menjadi pahala yang sempurna dan berlipat ganda, tatkala hamba itu berdzikir dengan lisan dan kalbunya. Lisannya membaca dzikir dan kalbunya memahami serta menghayati makna-maknanya. Maka inilah dzikir yang sempurna. Maka penting disini untuk mengetahui makna-makna dzikir yang dibaca sehingga tidak hanya sebatas membaca saja, tanpa memahami maknanya.
Memang benar, sebatas membaca dzikir tanpa meresapi maknanya, sudah mendapatkan pahala. Namun pahalanya akan semakin besar lagi, semakin sempurna, ketika dzikir tersebut diiringi dengan kehadiran kalbu.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Namun yang sangat disayangkan adalah, disana ada orang-orang yang berdzikir dengan lisannya , namun ucapan dan perbuatannya menyelisihi bacaan dzikirnya, semisal sebagian orang yang sering membaca kalimat tauhid lailahaillallah dalam berbagai kesempatan, namun masih saja berdoa kepada penghuni-penghuni kuburan, berkurban untuk dipersembahkan kepada selain Allah, mendatangi dukun-dukun ketika tertimpa musibah, dan berbagai perbuatan syirik yang lainnya. Yang demikian ini tidak lain dikarenakan kebodohan mereka terhadap makna kalimat tauhid yang benar dan konsekuensi-konsekuensinya.
Sungguh akan hilang faedah dari bacaan dzikirnya tersebut, jika ternyata apa yang dia ucapkan bertolak belakang dengan keyakinan dan perbuatan mereka. Maka marilah hadirkan kalbu serta fokuskan pikiran tatkala berdzikir kepada Allah, dan raihlah pahala yang berlipat ganda.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اۤلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اۤلِ اِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اۤلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اۤلِ اِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا فَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اَنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ
اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَسْاَلُكَ الْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ اَللّٰهُمَّ اَنَّا نَسْاَلُكَ الْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَسْاَلُكَ الْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا
اَللّٰهُمَّ اَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ اَمْرِنَا وَاَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّذِي فِيْهَا مَعَاشُنَا وَاَصْلِحْ لَنَا اۤخِرَتَنَا الَّتِي اِلَيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
اَللّٰهُمَّ اَصْلِحْ لَنَا وُلَاةَ أُمُوْرِنَا اَللّٰهُمَّ اَصْلِحْ لَنَا وُلَاةَ اُمُوْرِنَا اَللّٰهُمَّ اَصْلِحْ لَنَا وُلَاةَ اُمُوْرِنَا اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
رَبَّنَا اۤتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْاۤخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Selesai ditulis pada hari : Jumat, 20 November 2020
Sumber rujukan : Majalah Tashfiyah edisi 69 hal 42
Comments 1