Di dalam kitab Riyadhus Shalihin, Al-Imam An-Nawawi rahimahullah membawakan hadits hadits tentang keutamaan Puasa ‘Asyuuro (10 al Muharrom) dan Tasu’a (9 al Muharrom) diantaranya adalah :
1️⃣). Hadits Pertama
عن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عنهما
أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم صامَ يومَ .عاشوراءَ وأَمَرَ بصيام . مُتَّفّقٌ عَلَيه
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma , ”Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya”. (Muttafaqun ‘Alaihi).
2️⃣). Hadits Kedua
عن أبي قتادة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ
أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم سُئلَ عن صيامِ يومِ عاشوراءِ فقال: ((يُكَفِّرُ السَنةَ الماضيةَ)). رَوَاهُ مُسلِمٌ
Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim)
3️⃣). Hadits Ketiga.
وعن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: (لَئِنْ بَقِيتُ إلى قابلٍ لَأَصُومَنَّ التاسعَ). رَوَاهُ مُسلِمٌ
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata : ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan” (HR. Muslim)
?Oleh karena itu sebagian ulama seperti Ibnul Qayyim dan yang selain beliau menyebutkan bahwa Puasa ‘Asyura terbagi menjadi tiga keadaan:
(1). Berpuasa pada hari ‘Asyura dan Tasu’a (9 Muharram), ini yang paling afdhal.
(2). Berpuasa pada hari ‘Asyura dan tanggal 11 Muharram, ini kurang pahalanya daripada yang pertama.
(3). Berpuasa pada hari ‘Asyura saja, sebagian ulama memakruhkannya karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk menyelisihi Yahudi, namun sebagian ulama yang lain memberi keringanan (tidak menganggapnya makhruh).
Wallahu a’lam bish shawab.
Sumber :*Syarh Riyadus sholihin jilid 3 :432.