• Home
  • Profil
  • Live Streaming
Senin, 23 Juni 2025
  • Home
  • Profil
    • Ma’had Al Manshuroh Brobot
    • Ma’had Al Manshuroh Kejobong
    • Ma’had Al Manshuroh Bukateja
    • Ma’had Al Manshuroh Gunungkarang Bobotsari
    • Ma’had Al Manshuroh Karangmoncol
    • Ma’had Al Manshuroh Rembang
  • Artikel
    • Adab dan Akhlak
    • Akidah
    • Fikih
    • Hadits
    • Manhaj
    • Nasehat
    • Sirah
    • Tafsir
    • Tanya Jawab
    • Khutbah Jum’at
      • Tema Khusus
      • Tema Umum
  • Download Kajian
    • Muhadhoroh
    • Kajian Rutin
  • Jadwal Kajian
    • Ma’had Al Manshuroh Brobot
    • Kota Purbalingga
      • Masjid Agung Darussalaam
      • Kel Bancar
      • Kel Purbalingga Lor
    • Kec Bukateja
    • Kec Bobotsari
      • Desa Gunungkarang
      • Desa Talagening
    • Kec Kaligondang
    • Kec Kalimanah
    • Kec Karangmoncol
      • Desa Karangmoncol
      • Desa Tunjungmuli
    • Kec Karangreja
    • Kec Kejobong
    • Kec Padamara
    • Kec Rembang
    • Kec Mrebet
  • Galeri
  • Buku Tamu
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Ma’had Al Manshuroh Brobot
    • Ma’had Al Manshuroh Kejobong
    • Ma’had Al Manshuroh Bukateja
    • Ma’had Al Manshuroh Gunungkarang Bobotsari
    • Ma’had Al Manshuroh Karangmoncol
    • Ma’had Al Manshuroh Rembang
  • Artikel
    • Adab dan Akhlak
    • Akidah
    • Fikih
    • Hadits
    • Manhaj
    • Nasehat
    • Sirah
    • Tafsir
    • Tanya Jawab
    • Khutbah Jum’at
      • Tema Khusus
      • Tema Umum
  • Download Kajian
    • Muhadhoroh
    • Kajian Rutin
  • Jadwal Kajian
    • Ma’had Al Manshuroh Brobot
    • Kota Purbalingga
      • Masjid Agung Darussalaam
      • Kel Bancar
      • Kel Purbalingga Lor
    • Kec Bukateja
    • Kec Bobotsari
      • Desa Gunungkarang
      • Desa Talagening
    • Kec Kaligondang
    • Kec Kalimanah
    • Kec Karangmoncol
      • Desa Karangmoncol
      • Desa Tunjungmuli
    • Kec Karangreja
    • Kec Kejobong
    • Kec Padamara
    • Kec Rembang
    • Kec Mrebet
  • Galeri
  • Buku Tamu
No Result
View All Result
Al Manshuroh Purbalingga
No Result
View All Result
Home Sirah

Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu Pencari Kebenaran Sejati

admin by admin
23 Februari 2014
in Sirah
0

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda tentang Salman al-Farisiradhiyallahu ‘anhu:

لَوْ كَانَ الْإِيمَانُ عِنْدَ الثُّرَيَّا، لَنَالَهُ رِجَالٌ مِنْ هَؤُلَاءِ

“Seandainya keimanan itu berada (jauh) di bintang Tsurayya, niscaya orang-orang dari mereka ini telah meraihnya.” Muttafaq ‘alaih

Banyak hati yang tergerak untuk mencari kebenaran. Tak sedikit orang yang mengayunkan langkah, menelusuri jalan panjang demi sebuah hidayah. Namun, kerap kali mereka goyah didera badai ujian, sementara tak jarang jemari melemah melepas hidayah yang sempat digenggam.

Inilah Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu, seorang sahabat yang mulia. Kegigihannya dalam mencari kebenaran adalah teladan. Kekokohannya menggenggam hidayah adalah bukti kebenaran iman.

Dari mana Asal Beliau radhiyallahu ‘anhu?

Salman adalah salah seorang penduduk Persia (dalam bahasa Arab, Faris), karena itulah beliau disebut dengan al-Farisi. Dari sanalah beliau berasal, tepatnya di sebuah desa bernama Jayy, bagian dari kota Asbahan (kota Isfahan, Iran). Ketika itu, beliau dikenal dengan nama aslinya, Ruziyah. Setelah memeluk Islam beliau bergelar Abu Abdillah, masyhur dengan julukan Salman al-Khair atau Salman bin al-Islam.

Ayah beliau adalah seorang pembesar di desanya. Kecintaan yang sangat kepada Salman membuat sang ayah menahan puteranya di dalam rumah layaknya gadis pingitan. Salman menjalani hari-harinya  sebagai penjaga api, sesembahan pemeluk agama Majusi.

Awal Mula Meninggalkan Agama Majusi

Ayah Salman memiliki sebuah ladang yang amat luas. Suatu ketika, dia tersibukkan oleh bangunan miliknya dan menyuruh Salman pergi ke ladang. Di tengah perjalanan, Salman melewati sebuah gereja Nasrani. Salman kemudian masuk dan mendapati orang-orang Nasrani yang sedang beribadah. Rasa kagum meliputi hati Salman. Dari mereka, Salman mengetahui bahwa agama Nasrani itu berasal dari Syam (Palestina dan sekitarnya).

Salman mengisahkan peristiwa itu dan mengungkapkan kekagumannya kepada ayahnya. Kekhawatiran menghinggapi diri sang ayah. Karenanya, ayah Salman kemudian membelenggu kedua kaki Salman dan menahannya di rumah.

Inilah Salman. Sesuatu telah berkecamuk di dalam hatinya. Saatnya mencari kebenaran yang selama ini terhalang dari dirinya. Meskipun rintangan pertama justru datang dari ayahnya sendiri.

Hari-hari telah berlalu, tersiar kabar kedatangan rombongan pedagang dari Syam. Kesempatan yang dinanti-nanti. Ketika urusan mereka telah selesai dan hendak pulang ke Syam, Salman melepaskan belenggu dari kedua kakinya dan berangkat bersama mereka ke Syam.

Salman dan Agama Nasrani

Sesampainya di Syam, Salman segera mencari tahu tentang orang yang paling utama di antara pengikut agama Nasrani. Bertemulah Salman dengan seorang uskup yang ada di gereja. Salman tinggal bersama uskup tersebut dan melayaninya di dalam gereja. Ternyata, uskup itu seorang yang jelek perangainya. Dia memerintahkan orang-orang agar bersedekah, namun harta sedekah tersebut disimpannya untuk dirinya sendiri.

Tak lama, uskup itu pun mati. Salman memberitahukan perbuatan uskup tersebut kepada orang-orang Nasrani dan menunjukkan kepada mereka simpanannya berupa tujuh tempayan yang penuh dengan emas dan perak. Mereka pun menyalib uskup tersebut dan tidak menguburkannya.

Kemudian mereka menjadikan orang lain sebagai pengganti. Dia adalah seorang yang tekun beribadah dan zuhud terhadap dunia. Salman sangat mencintainya lebih dari siapapun sebelumnya. Salman tinggal bersamanya hingga tiba saatnya uskup yang baik tersebut didatangi tanda-tanda kematian.

Inilah Salman. Salman mendatanginya dan meminta wasiat untuk dirinya, kepada siapa ia harus pergi. Dia pun berpesan, “Wahai anakku, demi Allah, aku tidak mendapati seorang pun yang berada di atas agama yang aku peluk. Orang-orang telah binasa. Mereka telah mengubah agama Nasrani dan meninggalkan kebanyakan agama mereka, kecuali seseorang di Maushil (kota Mosul, Irak). Dia adalah Fulan, ia berada di atas agama yang aku peluk, maka temuilah dia!”

Sepeninggalnya, Salman menemui orang yang disebutkan. Salman tinggal bersamanya dan mendapatinya sebagai sebaik-baik orang di atas agama temannya. Sampai ketika tanda-tanda kematian mendatanginya, Salman kembali meminta wasiat untuk dirinya. Senada dengan ucapan temannya yang terdahulu, lelaki baik ini mewasiatkan kepada Salman untuk menemui seorang lelaki di Nashibin (kota Nusaybin, Turki).

Singkat cerita, Salman mengalami kisah sebagaimana masa-masa di Maushil. Sampai dia mendapatkan petunjuk untuk menemui seorang di ‘Ammuriyyah (kota Amorium, Turki) yang berada di atas agama Nasrani. Salman pun menemui lelaki tersebut dan tinggal bersamanya. Di sana Salman bekerja sampai mempunyai banyak sapi dan kambing.

Sebagaimana sebelumnya, menjelang kematiannya, lelaki itu pun berpesan, “Wahai anakku, aku tidak mengetahui ada seorang pun yang berada di atas agama kami yang aku memerintahkanmu untuk mendatanginya. Tetapi telah dekat masa pengutusan seorang nabi. Dia diutus dengan agama Nabi Ibrahim yang muncul dari jazirah Arab, kemudian hijrah ke sebuah negeri di antara dua tanah yang berbatu hitam, di antaranya ada pohon-pohon kurma (kota Madinah).”

Lelaki itu lalu melanjutkan, “Pada orang itu ada tanda-tanda yang tidak tersembunyi, dia memakan hadiah dan tidak memakan sedekah. Di antara kedua pundaknya ada tanda kenabian. Jika engkau mampu untuk mendatangi negeri tersebut, maka lakukanlah!” Tak lama, lelaki itu pun meninggal.

Masuk Islamnya Salman

Suatu hari di ‘Ammuriyyah, lewat sekumpulan pedagang dari suku Kalb. Salman meminta mereka untuk membawanya ke jazirah Arab dengan membayarkan sapi-sapi dan kambing-kambing miliknya. Mereka pun setuju. Namun sesampainya di Wadil Qura, mereka justru menjual Salman kepada seorang Yahudi sebagai budak. Tinggallah Salman bersama Yahudi tersebut.

Allah Maha mengetahui kesungguhan hati Salman. Suatu ketika, anak paman si Yahudi datang dan membeli Salman darinya. Kemudian dia membawa Salman ke Madinah. Salman bisa mengetahuinya dengan ciri-ciri yang disebutkan sahabatnya. Sejak saat itu, Salman tinggal di Madinah.

Sementara itu, tiba masanya Allah mengutus Rasul-Nya. Salman tak mengetahui hal ini sampai ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah. Pada suatu hari, Salman berada di atas pohon kurma, sementara tuannya sedang duduk. Datanglah anak paman tuannya menceritakan tentang datangnya seorang dari Mekkah di Quba. Orang-orang mengira bahwa dia seorang nabi. Mendengar cerita tersebut Salman gemetar karenanya. Dia berusaha bertanya, namun justru membuat marah tuannya hingga meninjunya dengan keras.

Tak putus harapan, Salman berusaha mencari tahu tentang jati diri orang yang dikira nabi tersebut. Berbekal ciri-ciri yang dia ketahui dari sahabatnya, Salman beberapa kali mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kali pertama, Salman mendatangi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa sesuatu sebagai sedekah. Ternyata beliau menyuruh para sahabat memakannya, sementara beliau sendiri menahan diri darinya. Satu bukti bagi Salman.

Kedatangan kedua, Salman kembali membawa sesuatu. Kali ini dia menghadiahkannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu memakannya dan memerintahkan para sahabat untuk makan. Inilah bukti yang kedua bagi Salman.

Ketiga kalinya, Salman mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sedang mengiringi jenazah seorang sahabat di pekuburan Baqi’. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenakan dua pakaian sejenis jubah. Salman mengucapkan salam, kemudian berkeliling untuk mencari cap kenabian di bagian punggung Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyadari hal ini, lalu melepaskan selendang dari punggung beliau. Salman pun bisa melihat tanda kenabian itu.

Inilah Salman. Seketika itu dia tertelungkup di hadapan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mencium beliau, dan menangis. Salman akhirnya masuk Islam. Kesungguhannya dalam mencari kebenaran, mengantarkannya  kepada hidayah yang selama ini dia cari.

Kehidupannya dalam Islam

Hari-hari setelahnya, Salman  masih tersibukkan dalam perbudakan, sehingga tidak mengikuti perang Badar dan Uhud. Dengan bantuan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Salman berhasil membebaskan diri dari perbudakan. Sejak saat itu, Salman tak pernah terluput dari mengikuti peperangan bersama Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta peperangan di masa Khulafa’ Rasyidin.

Pada peristiwa perang Khandaq tahun 5 H, Salman menyumbangkan ide yang cemerlang berupa pembuatan parit besar sebagai strategi pertahanan kaum muslimin. Dengan cara inilah kota Madinah selamat dari upaya penyerangan pasukan gabungan musyrikin Quraisy dan Yahudi saat itu.

Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersaudarakan antara Abu Darda’ dengan Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu. Mereka menjalani kehidupan di dunia ini dengan kecintaan karena Allah. Hingga mereka berdua terpisahkan karena menjalani tugas masing-masing.

Abu Darda’ menjadi seorang Qadhi (hakim) di Damaskus. Adapun Salman, beliau menjadi gubernur di Madain, Irak. Suatu hari, Abu Darda’ mengirim surat untuk Salman, yang isinya, “Marilah menuju bumi yang suci (Syam)”. Maka Salman membalas surat tersebut, “Sesungguhnya bumi itu tidak bisa menyucikan diri seseorang. Hanyalah amalan yang bisa menyucikan seorang hamba.”

Akhir Kehidupannya

Sebagian ulama menyebutkan adanya ijma’ (kesepakatan ulama) bahwa umur beliau mencapai 250 tahun, adapun yang menyebutkan lebih dari itu telah terjadi silang pendapat (lihat Al Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Al Bidayah Wan Nihayah).

Setelah melalui perjalanan panjangnya, beliau wafat dan dimakamkan di Madain, Irak pada tahun 36 H. Beliau telah meninggalkan banyak pelajaran berharga bagi kaum muslimin. Semoga Allah meridhainya.

Wallahu a’lam bish shawab.

Penulis: Ustadz Muhammad Hadi hafizhahullahu ta’ala

Sumber : http://mahad-assalafy.com/2012/06/09/salman-al-farisi-radhiyallahu-anhu-pencari-kebenaran-sejati/

Tags: salman al farisisirah
Previous Post

[Muhadharah] Indahnya Ta'awun diatas Sunnah Ust Abu Hamzah Yusuf

Next Post

Hal-hal yang Membantu dalam Menuntut Ilmu

admin

admin

Related Posts

Nabi Kita Muhammad, Kaya atau Miskin?
Adab dan Akhlak

Nabi Kita Muhammad, Kaya atau Miskin?

17 Agustus 2020
Pelajaran Berharga Kisah Taubat Sahabat Ka’ab bin Malik
Sirah

Pelajaran Berharga Kisah Taubat Sahabat Ka’ab bin Malik

9 Agustus 2020
Audio Kajian Kisah Al Imam Abu Hanifah rahimahullah – Ustadz Abdul Mu’thi Sutarman Lc
Download Kajian

Audio Kajian Kisah Al Imam Abu Hanifah rahimahullah – Ustadz Abdul Mu’thi Sutarman Lc

27 Februari 2019
Audio Tablig Akbar Sebab Sebab Kejayaan dan Kehancuran Sebuah Negeri – Ustadz Usamah Mahri Lc
Bimbel Daarussalaam

Audio Tablig Akbar Sebab Sebab Kejayaan dan Kehancuran Sebuah Negeri – Ustadz Usamah Mahri Lc

26 Maret 2018
TABLIGH AKBAR : Sebab Sebab Kejayaan dan Kehancuran Sebuah Negeri (Pelajaran dari Masa2 keKhalifahan Islam)- Al Ustadz Usamah Faishol Mahri Lc
Bimbel Daarussalaam

TABLIGH AKBAR : Sebab Sebab Kejayaan dan Kehancuran Sebuah Negeri (Pelajaran dari Masa2 keKhalifahan Islam)- Al Ustadz Usamah Faishol Mahri Lc

10 Maret 2018
TATA CARA HAJI SESUAI BIMBINGAN SUNNAH (RINGKASAN PERJALANAN HAJI WADA’)
Artikel

TATA CARA HAJI SESUAI BIMBINGAN SUNNAH (RINGKASAN PERJALANAN HAJI WADA’)

2 Juli 2017
Next Post

Hal-hal yang Membantu dalam Menuntut Ilmu

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

No Result
View All Result

Artikel Populer

  • Audio PENYUCIAN JIWA DARI PENYAKIT PENYAKIT HATI – Ustadz Muhammad Rijal Lc

    Audio PENYUCIAN JIWA DARI PENYAKIT PENYAKIT HATI – Ustadz Muhammad Rijal Lc

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • WHATSAPPS FORUM SALAFY PURBALINGGA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AUDIO RANGKAIAN TABLIGH AKBAR BULAN SHOFAR 1440/ OKTOBER 2018 MASJID AGUNG DAARUSSALAAM PURBALINGGA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • TATA CARA HAJI SESUAI BIMBINGAN SUNNAH (RINGKASAN PERJALANAN HAJI WADA’)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Audio Tabligh Akbar Romadhon dan Kisah Salafushsholih di Dalam – Ustadz Muhammad Umar Assewed

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Artikel Terbaru

BIMBINGANG BELAJAR AL QURAN DAN BAHASA ARAB

BIMBINGANG BELAJAR AL QURAN DAN BAHASA ARAB

9 Juni 2025
SHOLAT IDUL ADHA 1446 H

SHOLAT IDUL ADHA 1446 H

6 Juni 2025
Kajian Ahlussunnah Wal Jama’ah Kota Purbalingga

Kajian Ahlussunnah Wal Jama’ah Kota Purbalingga

25 Mei 2025
TABLIGH AKBAR MASJID AGUNG PURBALINGGA

TABLIGH AKBAR MASJID AGUNG PURBALINGGA

11 Mei 2025
DONOR DARAH KE-42 DI MA’HAD AL MANSHUROH PURBALINGGA

DONOR DARAH KE-42 DI MA’HAD AL MANSHUROH PURBALINGGA

11 Mei 2025
  • Home
  • Profil
  • Artikel
  • Download Kajian
  • Jadwal Kajian
  • Galeri
  • Buku Tamu

©Al Manshuroh Purbalingga

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Ma’had Al Manshuroh Brobot
    • Ma’had Al Manshuroh Kejobong
    • Ma’had Al Manshuroh Bukateja
    • Ma’had Al Manshuroh Gunungkarang Bobotsari
    • Ma’had Al Manshuroh Karangmoncol
    • Ma’had Al Manshuroh Rembang
  • Artikel
    • Adab dan Akhlak
    • Akidah
    • Fikih
    • Hadits
    • Manhaj
    • Nasehat
    • Sirah
    • Tafsir
    • Tanya Jawab
    • Khutbah Jum’at
      • Tema Khusus
      • Tema Umum
  • Download Kajian
    • Muhadhoroh
    • Kajian Rutin
  • Jadwal Kajian
    • Ma’had Al Manshuroh Brobot
    • Kota Purbalingga
      • Masjid Agung Darussalaam
      • Kel Bancar
      • Kel Purbalingga Lor
    • Kec Bukateja
    • Kec Bobotsari
      • Desa Gunungkarang
      • Desa Talagening
    • Kec Kaligondang
    • Kec Kalimanah
    • Kec Karangmoncol
      • Desa Karangmoncol
      • Desa Tunjungmuli
    • Kec Karangreja
    • Kec Kejobong
    • Kec Padamara
    • Kec Rembang
    • Kec Mrebet
  • Galeri
  • Buku Tamu

©Al Manshuroh Purbalingga